Salam pelajar nusantara!!!
kembali lagi di blog ini. Blog sebelumnya kita sudah mengenal beberapa jenis teks. Kali ini saya, Rahayu Dia Jayanti akan bercerita sedikit tentang pengalaman pribadi yang mungkin dapat diambil beberapa pelajaran untuk teman teman semua. Seperti apa pengalamannya, yuk simak berikut ini...
Jangan Pernah Tinggalkan shalat 5 Waktu
Selasa, 5 Juli 2022. Hari itu aku dan keluargaku pergi berlibur di pantai pengandaran, Jawa Barat. Rasa gembira dan hangat tentu menyelimuti perjalanan kami. Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya kami tiba di pantai indah itu. Aku bersama dengan adik adik pun bermain main riang dan penuh canda tawa. Kami berlarian sambil bermain dengan ombak. Hari yang penuh dengan kebahagian dan tak bisa dideskripsikan .Tak terasa waktu terus berjalan. Sekitar pukul 15.00 WIB. kami meneruskan perjalanan menuju pantai selatan pengandaran. Tak jauh beda dengan pantai utaranya, namun di selatan terlihat lebih banyak orang dan turis yang berdatangan. Suasana pantai yang menyegarkan masih terasa apalagi ditemani orang orang Tersayang.
Tak terasa, ternyata kami pergi begitu jauh dari keramaian. Aku pun tak menyadari jika mengendarai begitu jauh dari tempat orang tua ku berada. Sampai sampai kami dibuat terkejut. Suasana sepi hening dan terlihat tumpukan batu batu karang yang menghambat laju kami. Awalnya kami begitu exited mendekati tumpukan batu itu, namun entah bagaimana tiba tiba adikku meminta untuk putar balik dan kembali ke keramaian. Memang disana tidak ada keramaian, aku hanya melihat 3 orang pemuda yang sedang berselfi di tepi pantai. Adikku yang awalnya ingin bermain main dan berfoto di tumpukan batu tersebut terus merengek meminta kembali ke tempat orang tua kami berada.
Aku yang tak tega melihat adikku seperti orang yang ketakutan pun tak bisa memaksa
Aku yang tak tega melihat adikku seperti orang yang ketakutan pun tak bisa memaksa
Akhirnya aku kembali mengendarai ATV menuju orang tua kami. Namun takdir berkata lain, ditengah perjalanan tiba tiba ATV nya mogok. Adikku begitu panik dan tidak ada orang yang melihat kami. Aku berusaha menyalakan ATV sesuai ajaran pemandunya tersebut. Terus aku coba. Alhamdulillah setelah beberapa menit ATV kembali menyala. Aku dan adik adikku kembali melaju.
Aku kembali sadar dan melihat sekeliling yang ternyata posisi kami benar benar berada di jalan ombak. Sebelum ombak datang menghantam kami kembali, aku mengendarai ATV kembali menuju bibir pantai. saat itu aku masih merasa tenang. Lagi lagi ujian dan teguran menghampiri kami.
Saat perjalanan pulang, tiba tiba ATV itu mogok. Kali ini benar benar mogok. Aku sudah berusaha dan semua cara sudah ku lakukan. Tapi ATV itu tidak mau menyala. Adikku panik dan benar benar panik. Karena posisi kami masih jauh dari tempat orang tua kami. Tapi ditempat itu, terlihat sudah ada beberapa orang disana yang sedang bermain ombak dan pasir.
Seorang pria paruh baya datang menghampiri kami dan menanyakan keadaan kami. Saat itu aku tidak mengatakan jika ATV nya mogok, aku hanya mengatakan jika kami sedang beristirahat . Aku hanya tidak mau membuat orang heboh dan ikut kesusahan. Aku bersama 2 adikku membagi tugas. Adikku yang pertama berpura pura selfi dan bermain pasir untuk menutupi keadaan kami yang memungkinkan memancing khalayak. Adikku yang kecil, berusaha menelepon orang tua kami. Aku tau orang tuaku pun sedang menikmati pantai, sampai sampai mereka lupa dengan handphone nya. Setelah beberapa kali ditelpon, akhirnya mereka mengangkat. Dengan panik adikku menceritakan keadaan kami yang sedang kesusahan menghidupkan ATV. Orang tuaku meminta petugas ATV itu untuk mencari keberadaan aku dan adik adik ku.
Sembari menunggu aku tetap berada diatas ATV dengan terus berusaha menghidupkannya. Aku melihat ke dua adikku bermain ombak. Sesaat itu aku mulai merenung dan memikirkan semua kejadian yang bertubi tubi menghampiri kami. Disaat itu juga aku menyadari, mungkin ini adalah teguran dari Tuhan karena aku belum melaksanakan shalat ashar. Allah mengingatkan aku untuk kembali mengingat NYA. Disaat itu, aku mengingat NYA kembali. Berdoa dan memohon bantuan. Sebenarnya aku heran dengan diriku kenapa Aku begitu tenang. Kenapa aku tidak panik setelah apa yang kami alami? Aku pun tak tau. Aku terus berusaha menyalakan ATV. Dan setelah lama sekali akhirnya ATV kembali hidup. Aku memanggil adik adikku untuk kembali melanjutkan perjalanan. Ternyata saat kami akan pergi, tiba tiba petugas ATV datang. Orang yang kami tunggu dari tadi. Setelah berbincang bincang, orang itu meminta ku untuk membawa ATV yang ia bawa. Tak banyak berfikir, aku menawa ATV tersebut dan kembali melaju. Di tengah jalan aku melihat adik adikku, memastikan tidak terluka dan aman. Tidak ada terdengar lagi canda dan tawa. Kami terdiam. Mungkin sama sama terkejut dan merenung. Sampai akhirnya adikku yang kecil berbicara.
Sembari menunggu aku tetap berada diatas ATV dengan terus berusaha menghidupkannya. Aku melihat ke dua adikku bermain ombak. Sesaat itu aku mulai merenung dan memikirkan semua kejadian yang bertubi tubi menghampiri kami. Disaat itu juga aku menyadari, mungkin ini adalah teguran dari Tuhan karena aku belum melaksanakan shalat ashar. Allah mengingatkan aku untuk kembali mengingat NYA. Disaat itu, aku mengingat NYA kembali. Berdoa dan memohon bantuan. Sebenarnya aku heran dengan diriku kenapa Aku begitu tenang. Kenapa aku tidak panik setelah apa yang kami alami? Aku pun tak tau. Aku terus berusaha menyalakan ATV. Dan setelah lama sekali akhirnya ATV kembali hidup. Aku memanggil adik adikku untuk kembali melanjutkan perjalanan. Ternyata saat kami akan pergi, tiba tiba petugas ATV datang. Orang yang kami tunggu dari tadi. Setelah berbincang bincang, orang itu meminta ku untuk membawa ATV yang ia bawa. Tak banyak berfikir, aku menawa ATV tersebut dan kembali melaju. Di tengah jalan aku melihat adik adikku, memastikan tidak terluka dan aman. Tidak ada terdengar lagi canda dan tawa. Kami terdiam. Mungkin sama sama terkejut dan merenung. Sampai akhirnya adikku yang kecil berbicara.
"apa gara gara kita belum shalat ashar?".
Yap, mungkin ini teguran dari Allah. Sesampainya di tempat orang tua kami berada, kami memutuskan untuk kembali ke tepi mencari mushala. Memang di sana sulit mencari mushola. Alhamdulillah kami masih bisa di berikan kesempatan untuk beribadah kembali. Setelah kami mandi dan mengganti pakaian yeng terkena ombak dan pasir, kami bersama sama menuju mushola dan melaksanakan shalat.
Setelah itu kami pulang menuju rumah kami. Ternyata kami bermain dipantai begitu lama sekali. Dari pagi sampai petang. Di perjalanan pulang aku terus merenung dan belajar dari pengalaman buruk hari itu.
Setelah itu kami pulang menuju rumah kami. Ternyata kami bermain dipantai begitu lama sekali. Dari pagi sampai petang. Di perjalanan pulang aku terus merenung dan belajar dari pengalaman buruk hari itu.
Kejadian tersebut mungkin sederhana, namun menjadi teguran untuk saya. Saya yakin, teman teman memiliki pengalaman masing masing yang dapat kita diambil pelajaran nya.
Sekian dikit cerita dari saya,
Terima Kasih. Sampai jumpa, salam pelajar Nusantara!!!..
Pengalaman yang menegur diri kita untuk tidak meninggalkan shalat sesibuk dan se gembira apa pun.
BalasHapus